Rabu, 15 Juli 2015

Waktu Pelaksanaan Aqiqah























Didalam  menjalankan ibadah aqiqah / akikah disyariatkan pada hari ketujuh setelah kelahiran sebagai mana sabda Nabi : 


كل غلام رهينة بعقيقته تذبح عنه يوم سابعه ويحلق ويسمى

”Setiap anak tergadai dengan ’aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh dari kelahirannya, dicukur (rambutnya), dan diberi nama”.

Adapun sebagian ulama membolehkan pelaksanaan aqiqah / akikah sebelum hari ketujuh. Inilah pendapat jumhur ’ulamaa. Ibnul-Qayyim berkata :
 
والظاهر أن التقييد بذلك استحباب وإلا فلو ذبح عنه في الرابع أو الثامن أو العاشر أو ما بعده أجزأت والاعتبار بالذبح لا بيوم الطبخ والأكل

Dhahirnya bahwa pengkaitan waktu penyembelihan hewan ’aqiqah pada hari ketujuh hukumnya adalah istihbaaab (disukai). Jika tidak dilakukan pada waktu itu, yaitu disembelih pada hari keempat, kedelapan, kesepuluh, dan seterusnya; maka hal itu mencukupi (sah). Perhitungan (hari ’aqiqah) itu adalah hari penyembelihan, bukan hari dimana daging dimasak atau dimakan”.

Dan kemudian sebagian ulama berpendapat bahwa aqiqah / akikah  itu dilaksanakan pada hari ketujuh, namun jika tidak ada kesanggupan dilakukan (pada hari itu) maka boleh dilakukan pada hari ke-14 (empatbelas) atau ke-21 (duapuluh satu). Mereka berdalil dengan hadits :
العقيقة تذبح لسبع أو أربع عشرة أو أحد وعشرين

      ”(Hewan) ’aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh atau empatbelas atau duapuluh satu”.

Namun kategori hadits ini termasuk hadits dla’if.

Di antara pendapat-pendapat yang tersebut di atas, maka yang rajih adalah pendapat pertama yang menyatakan bahwa waktu pelaksanaan aqiqah / akikah  itu hanyalah pada hari ketujuh setelah kelahiran. Inilah pendapat yang berkesesuaian dengan dalil shahih. Al-Haafidh berkata :

وقوله يذبح عنه يوم السابع تمسك به من قال أن العقيق مؤقته باليوم السابع وأن من ذبح قبله لم يقع الموقع وإنها تفوت بعده وهو قول مالك وقال أيضا أن مات قبل السابع سقطت العقيقة

“Dan perkataan beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam : ”disembelih darinya pada hari ketujuh kelahirannya”; adalah sebagai dalil bagi orang yang mengatakan bahwa ‘aqiqah itu pelaksanaannya adalah hari ketujuh. Dan barangsiapa yang menyembelih sebelum waktu itu, berarti ia tidak melaksanakan sebagaimana seharusnya. Dan bahwasannya aqiqah / akikah itu gugur setelah lewat hari ketujuh. Ini adalah perkataan Malik. Ia (Malik) juga berkata : “Apabila seorang anak meninggal sebelum hari ketujuh, maka gugurlah syari’at aqiqah / akikah tersebut”.