Selasa, 21 Juli 2015

Sunnah Rosulullah Pada Saat Kelahiran Bayi

Pada saat menjalani proses persalinan, meski dalam waktu yang relatif singkat akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan, mendebarkan sekaligus membahagiakan sebab inilah proses untuk kehadiran sang buah hati.  Di dalam Islam, seseorang ibu yang sudah melahirkan anak dan kemudiannya baru saja menimang cahaya mata  amat disarankan untuk menyambut kelahiran bayi baharunya. Panggilan bagi menyambut anak lelaki adalah disebut "Salamun Zakrun" yang bererti: Salam sejahtera anak lelaki.Manakala panggilan untuk menyambut anak perempuan adalah disebut sebagai "Salamun An-Nisaa" yang bererti: Salam sejahtera anak perempuan

Ada beberapa adab tuntunan menyambut kelahiran seorang anak manusia di muka bumi ini yang ada dalam tuntunan Islam diantaranya yaitu :

1. Mendoakan kebaikan bagi sang bayi baru lahir.

Kita bisa meniru doa wanita sholihah, istri Imran ini. Hanya saja, perlu disesuaikan dengan jenis kelamin bayi yang dilahirkan. Karena perbedaan kata ganti dalam bahasa arab antara lelaki dan perempuan.

a. Bila bayi yang dilahirkan perempuan, Anda bisa baca,
اَللَّهُمَّ إِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
b. Bila bayi yang lahir laki-laki, kita bisa membaca,
اَللَّهُمَّ إِنِّي أُعِيذُهُ بِكَ وَذُرِّيَّتَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Artinya dua teks doa ini sama, “Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu untuknya dan untuk keturunannya dari setan yang terkutuk.”

2. Adzan pada bayi, sang Ayah hendaknya segera mengazani di telinga anaknya yang baru lahir.

عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ حِينَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلَاةِ

Dari Ubaidillah bin Abi Rofi’ dari ayahnya beliau berkata: Saya melihat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam adzan di telinga al-Hasan bin ‘Ali ketika dilahirkan Fathimah, dengan (adzan) sholat (H.R Ahmad, atTirmidzi, dan lainnya). 
Hanya saja sebagian ulama mengatkan hadist ini dhoif.

3. Mengoleskan sesuatu yang manis di mulut bayi. atau biasa disebut dengan tahnik.

وُلِدَ لِي غُلاَمٌ، فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ، فَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ، وَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ، وَدَفَعَهُ إِلَيَّ

“Ketika anakku lahir, aku membawanya ke hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau memberi nama bayiku, Ibrahim dan men-tahnik dengan kurma lalu mendoakannya dengan keberkahan. Kemudian beliau kembalikan kepadaku. (HR. Bukhari 5467 dan Muslim 2145).

4.  Melaksanakan akikah / aqiqah pada hari ke tujuh stelah kelahiran bayi.

Hadits Samurah bin Jundub radliyallaahu ’anhu, bahwasannya Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam pernah bersabda :
كل غلام رهينة بعقيقته تذبح عنه يوم سابعه ويحلق ويسمى

”Setiap anak tergadai dengan ’aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh dari kelahirannya, dicukur (rambutnya), dan diberi nama”.

5.  Memberi nama baik untuk anak, karena nama merupakan doa dan sebuah harapan dari orang tua.

Dari Abu Musa, ia mengatakan,

وُلِدَ لِى غُلاَمٌ ، فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ ، فَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ ، وَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ ، وَدَفَعَهُ إِلَىَّ ، وَكَانَ أَكْبَرَ وَلَدِ أَبِى مُوسَى .
“Anak laki-lakiku lahir, kemudian aku membawanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau lalu memberinya nama Ibrahim, beliau menyuapinya dengan kunyahan kurma dan mendoakannya dengan keberkahan, setelah itu menyerahkannya kepadaku.” Ibrahim adalah anak tertua Abu Musa.” (HR. Bukhari no. 5467, 6198 dan Muslim no. 2145)

6. Mencukur rambut pada saat tujuh hari kelahiran bayi.
Hal ini juga disunnahkan sebagaimana tertera pada hadist tentang aqiqah / akikah diatas.